Jumat, 10 Juli 2015

Konservasi Arsitektur



LANGGAM BANGUNAN 

Kantor Pelayanan Pajak Tambora, Kota Tua Jakarta

Arsitek perancang bangunan ini merupakan arsitek pertama di Indonesia, yaitu Marius J. Hulswit. Hulswit merupakan supervisor dari pembangunan gedung Algemenee di Surabaya karya HP Berlage. Untuk itu kesan arsitek Berlage sangat kental dalam bangunan yang di rancang oleh Hulswit. Sudah terbukti di beberapa gedung rancangannya seperti gedung ANIEM, gedung kantor Geowehry di jalan Rajawali juga di beberapa gedung Bank Indonesia di beberapa kota di Indonesia yang memiliki langgam dan ciri yang mirip.

Gambar 1
(sumber:http://ayorek.org/2014/05/signature-berlage-di-gedung-aperdi-algemeene/#sthash.up9ErIU6.dpbs)

Dari gambar paling kiri merupakan gedung Algemeene. Kantor Ainem di Gemblongan, Hulswit sangat menggemari gaya neo-klasik pada setiap rancangannya, namun dengan seiringnya waktu, gaya rancangan Hulswit kian mendekati modern awal, hal tersebut dapat dirasakan pada gaya arsitektur Kantor Pelayanan Pajak Tambora. Langgam yang terdapat pada bangunan kantor pelayanan pajak tambora adalah campuran gaya neo-klasik dan modernisasi awal. Langgam neo-klasik dapat terlihat pada pilar-pilar yang berjajar dengan gaya abad pertengahan dan jendela kaca yang melengkung. Sedangkan untuk langgam modernisasi awal terdapat pada fasad yang memiliki detail polos.

Karakteristik bangunannya digambarkan seperti ini : (dalam Handinoto,1994)

1.    Tatanan Ruang : Denahnya simetris, bertembok tebal dengan langit2 tinggi, lantai marmer, di tengah ruang disebut 'central room' yang luas berhubungan langsung dengan beranda depan dan belakang, sayap kiri dan kanan terdapat deretan kamar tidur. fasilitas servis biasanya terpisah. di depan bangunan utama biasanya ada jalan melingkar untuk kendaraan dengan ditanami pohon-pohon cantik.

2.    Bagian depan dan belakang bangunan (di ujung) terdapat deretan kolom gaya Yunani (doric, ionic, korintian) sebagai penyangga konstruksi atap. 

3.    Biasanya (walau tidak selalu) terdapat pedimen (gewel depan) segitiga di fasadnya.

4.    Seiringnya perkembangan kota, lahan di kota menjadi padat. dan di tahun menuju 1800an akhir, gaya ini menyesuaikan dengan lahan yang makin sempit, tidak selalu ada bagian jalan melingkar dengan taman, kolom-kolom berkembang dengan ornamen besi.

Ciri – ciri arsitek Berlage :

1.    Lengkung bata segmental diapit batu (segmental brick arches framed by stone blocks). Di gedung Algemeene Surabaya, lengkung ini masih tampil dengan susunan bata, tapi di De Nederlanden, susunan bata tidak tampak. Yang tersisa hanyalah bentuk lengkung yang sering muncul dalam desain mediteran.


2.    Pilar bergaya abad pertengahan (medievalizing piers). Pilar non-struktural ini sering muncul menjadi dekorasi khas Berlage. Gaya lengkung pilar ini diambil Berlage dari model abad pertengahan. Sepertinya, menjadi salah satu kebiasaan para arsitek yang membuat terobosan untuk tidak melihat gaya arsitektur masa sebelumnya yang dekat dengan zamannya. Berlage mengadopsi gaya arsitektur dari zaman dahulu, jauh ke belakang dari abad 13-14 an. Hal yang sama dilakukan para pelopor gerakan neoklassik, neorenessan, neogothic dst.

3.    Korbel berundak (stepped corbel). Korbel berundak ini muncul di desain Batavia secara sederhana (di pintu masuk). Ciri korbel berundak ini juga dipinjam Cuypers dalam desain sebuah rumah di jalan Jan Luykenstraat, Amsterdam (1903). Di Gedung Algemeene Surabaya, korbel berundak ini diambil alih oleh dua buah patung singa di depan pintu masuk.

(sumber:http://ayorek.org/2014/05/signature-berlage-di-gedung-aperdi-algemeene/#sthash.up9ErIU6.dpbs )

Rabu, 11 Februari 2015

KRITIK ARSITEKTUR


KRITIK DESKRIPTIF


KRITIK DESKRIPTIF
Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota. Metode Kritik Deskripitf lebih bertujuan kepada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan. Metode kritik ini Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya, tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.

JENIS METODA KRITIK DESKRIPTIF
• Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
– Static (Secara Grafis)
– Dynamic (Secara Verbal)
– Process (Secara Prosedural)
• Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
• Contextual Criticism ( Persitiwa)

Untuk tugas kritik deskriptif ini saya akan menggunakan Metode Depictive Criticism. Dalam kritik ini, objek yang akan saya gunakan adalah Masjid Agung Demak, dimana objek ini merupakan bangunan tempat ibadah seluruh umat muslim khususnya di kota Demak, Jawa Tengah. Disini saya akan menerangkan tentang seluk beluk awal mula bangunan ini berdiri.

Masjid Agung Demak
Menurut legenda, masjid ini didirikan oleh Wali Songo secara bersama-sama dalam tempo satu malam. Babad Demak menunjukkan bahwa masjid ini didirikan pada tahun Saka 1399 (1477) yang ditandai oleh candrasengkala “Lawang Trus Gunaningjanmi”, sedang pada gambar bulus yang berada di mihrab masjid ini terdapat lambang tahun Saka 1401 yang menunjukkan bahwa masjid ini berdiri tahun 1479. Bangunan yang terbuat dari kayu jati ini berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Atap tengahnya ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa (saka guru), yang dibuat oleh empat wali di antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga. Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor), sultan Demak ke-2 (1518-1521) pada tahun 1520.tahun 1520.


Masjid Agung Demak
(Sumber: http://static.panoramio.com/photos/large/89666966.jpg)


Arsitektur
Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal.


Saka Guru
(Sumber: http://simbi.kemenag.go.id/simas/public/upload/images/13618457003107158911.jpg)

Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.

Masjid Agung Demak dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.


Masjid Agung Demak Abad-19
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Demak)



 Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Demak





KRITIK ARSITEKTUR

KRITIK NORMATIF


Kritik normatif merupakan suatu kritik yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.

JENIS –JENIS METODA KRITIK NORMATIF

Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
• Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
• Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
• Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
• Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

Kritik Tipikal

                                                                                             Masjid Agung Demak

Untuk tugas kritik normative ini saya akan menggunakan Metode Kritik Tipikal. Dalam kritik ini, objek yang akan saya gunakan adalah Masjid Agung Demak, dimana objek ini merupakan bangunan tempat ibadah seluruh umat muslim khususnya di kota Demak, Jawa Tengah.


MASJID AGUNG DEMAK




    Denah Masjid Agung Demak     


Interior Bangunan Masjid Agung Demak

Bangunan kompleks Masjid Agung Demak memiliki beberapa ciri khas diantaranya :
-              Perwujudan akulturasi budaya,
-              Teknik rancang bangun tanpa paku
-              Pembuatan soko guru.      
                                                                                                          
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Kamar Mandi/WC,     Tempat Wudhu, Sarana Ibadah , Museum Masjid Agung Demak
Daya Tampung Jamaah : 1000 orang

Luas keseluruhan bangunan utama Masjid Agung Demak adalah 31 x 31 m2. Di samping bangunan utama, juga terdapat serambi masjid yang berukuran 31 x 15 m dengan panjang keliling 35 x 2,35 m; bedug dengan ukuran 3,5 x 2,5 m; dan tatak rambat dengan ukuran 25 x 3 m.

Serambi masjid berbentuk bangunan yang terbuka. Bangunan masjid ditopang dengan 128 soko, yang empat di antaranya merupakan soko guru sebagai penyangga utamanya. Tiang penyangga bangunan masjid berjumlah 50 buah, tiang penyangga serambi berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah.

Masjid ini memiliki keistimewaan berupa arsitektur khas ala Nusantara. Masjid ini menggunakan atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Atap limas ini berbeda dengan umumnya atap masjid di Timur Tengah yang lebih terbiasa dengan bentuk kubah. Ternyata model atap limas bersusun tiga ini mempunyai makna, yaitu bahwa seorang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya: iman, Islam, dan ihsan. Di samping itu, masjid ini memiliki lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain, yang memiliki makna rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Masjid ini memiliki enam buah jendela, yang juga memiliki makna rukun iman, yaitu percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat, dan qadha-qadar-Nya.

BENTUK  ATAP











Selasa, 08 Juli 2014

LAPORAN KKA 4 ( Avenue Of Stars )

BAB IV

KESIMPULAN DAN PENUTUP



             Hong Kong, Shenzhen, dan Brunei Darussalam merupakan negara-negara maju yang memiliki ruang terbuka publik dalam perkembangan kotanya. Perbedaan budaya, infrastruktur, dan sistem pemerintahan merupakan tiga hal yang paling terasa dari ketiga negara tersebut.

             Salah satu lokasi waterfront promenade di Hong Kong adalah Avenue of Stars. Dengan plakat penghargaan, cetakan tangan selebritis, pilar bintang deskriptif, sculpture benda-benda perfilman, patung aksi kung fu Bruce Lee dan patung perunggu karakter kartun populer McDull, Avenue of Stars mengungkapkan sisi glamor dari industri perfilman Hong Kong menandingi pesona dari Pelabuhan Victoria. Sebagai ruang terbuka publik di perkembangan kota masa kini, Avenue of Stars telah berhasil menjadi bagian dari perkembangan arsitektur modern yang memanfaatkan daerah tepian laut secara maksimal yang dapat berfun5gsi sebagai wadah akivitas publik modern.

             Mata kuliah Kuliah Kerja Arsitektur di Program S1 Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gunadarma dengan tema “Urban Public Places in City Development” yang dilaksanakan pada tanggal 11-15 Mei 2014 memberikan manfaat yang cukup besar dalam menambah wawasan mahasiswa arsitektur mengenai ruang terbuka publik di perkembangan kota Hong Kong, Shenzhen, dan Brunei Darussalam. Dengan pembagian kelompok dan objek observasi yang berbeda-beda menjadikan setiap kelompok mempunyai pengetahuan mendalam sesuai dengan objek observasi masing-masing. Selain itu mahasiswa juga dapat merasakan secara langsung suasana arsitektur di setiap lokasi objek observasi dan dapat merangkumnya dalam bentuk tulisan, audio, dan visual.



LAPORAN KKA 3 ( Avenue Of Stars )

BAB III

AVENUE OF STARS


III.1  Definisi Waterfront Promenade

           

       Hong Kong memiliki tempat pariwisata yang merupakan kawasan jalan tepian laut terbaik di dunia yang biasa dikenal dengan nama “Waterfront and Promenade”, yaitu AVENUE OF STARS.

             Waterfront and promenade merupakan pengolahan kawasan jalan tepian laut yaitu kawasan pertemuan antara daratan dan perairan dengan memberikan muatan kegiatan aktif pada pertemuan tersebut. Beberapa contoh Waterfront and Promenade di dunia adalah Marina Bay Sands di Singapura, Seattle Waterfront Promenade dan Baltimore Waterfront Promenade di Amerika, Motwala Waterfront Promenade di Polandia.

III.2  Sejarah


             Avenue of Stars, merupakan sebuah kawasan pejalan kaki sepanjang 440 meter berada pada 3 meter di atas permukaan laut. Pola lanskap AOS dirancang berdasarkan respon terhadap bentuk kawasan New World Centre. Pada mulanya, kelompok New World Group membangun tempat pejalan kaki sepanjang tepi laut di area New World Centre pada tahun 1982 yang didesain oleh Dennis Lau & Ng Chun Man Architects & Engineering Hong Kong Limited. Sebelum akhirnya pada tahun 2003, mereka mengumumkan bahwa akan membelanjakan sekitar HK$ 40 juta untuk membangun AVENUE OF STARS, sebuah proyek yang didukung oleh Hong Kong Tourism Board, Tourism Commissions, Leisure and Cultural Services Department dari pemerintahan Hong Kong dan Hong Kong Film Award Association. Pada 28 April 2004 AOS resmi dibuka sebagai lokasi tujuan wisata turis domestik maupun internasional dengan upacara pembukaan yang diadakan sehari sebelumnya.

III.3  Konsep Perancangan


             Avenue of Stars mengambil konsep berdasarkan Hollywood’s Walk of Fame yang berkaitan dengan industri entertain, hanya saja Avenue of Stras mempunyai perbedaan dari Walk of Fame tersebut. Walk of Fame dibangun untuk penghargaan terhadap industri entertain Hollywood dan terletak di jalan raya besar Hollywood, sedangkan Avenue of Stars terletak pada tepi laut dan dibangun untuk penghargaan terhadap industri perfilman Hong Kong.
             Avenue of Stars mengambil konsep pembangunan “Waterfront and Promenade Development”, yang berarti pengembangan kawasan jalan tepi laut yang memanfaatkan kawasan pelabuhan lama untuk dikembangkan  menjadi kawasan bisnis, hiburan, serta pariwisata.

III.4  Struktur


          Struktur Avenue of Stars menggunakan struktur dermaga Deck on Pile (open type structure) dengan serangkaian tiang pancang (piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh beban dan gaya di lantai dermaga diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang pada struktur dermaga. Pada umumnya jenis struktur tiang pada struktur dermaga Deck on Pile sedikit sensitive terhadap getaran-getaran lokal seperti tumbukan bawah air akibat haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya. Untuk keuntungan struktur dermaga Deck on Pile yaitu konvensional dan perawatan lebih mudah.

III.5  Lokasi      


          Avenue of Stars mengambil setting pedestrian di tepi laut Tsim Sha Tsui Waterfront Promenade dekat dengan Hong Kong Museum of Art dan terletak di sepanjang kawasan Waterfront Promenade sampai kawasan New World Centre. Hal ini dikarenakan akses transportasi pada area tersebut sangat mudah, selain itu di sekitarnya terdapat banyak hotel dan pusat perbelanjaan. Lokasi tersebut juga menawarkan pemandangan Pelabuhan Victoria dan skyline Pulau Hong Kong di seberangnya.

III.6  Pencapaian

          Untuk menuju AOS, banyak alternatif transportasi publik yang dapat diakses. Di antaranya MTR atau subway, Big Bus Tour, Star Ferry, dan kendaraan pribadi. Untuk MTR, pengunjung dapat turun di Stasiun Tsim Sha Tsui dengan keluar melalui pintu Exit J, dan pengunjung langsung menjumpai pintu masuk AOS.

Apabila pengunjung dari seberang Pulau Hong Kong akan menuju AOS dapat menggunakan Star Ferry dari dermaga Central Ferry No. 7 di Man Kwong Street, dan dermaga Wan Chai Ferry di Harbour Road.

Selain itu pengunjung juga dapat mencapai AOS menggunakan Big Bus Tour melalui Rute Biru Kowloon Tour dengan titik awal perjalanan dari Temple Street, Jade Market, Hankow Road, serta Mody Road dan berakhir di Tsim Sha Tsui East Promenade.


III.7  Tata Ruang Luar

          Memasuki kawasan Avenue of Stars, pengunjung akan melalui pintu masuk utama dan menjumpai patung replika tropi Hongkong Film Award sebagai pembagi jalan sisi kanan dan kiri Avenue of Stars. Sepanjang sisi kanan Avenue of Stars terdiri dari beberapa fasilitas, di antaranya kios foto, kios souvenir dan diakhiri dermaga pelabuhan Star Ferry. Tepat di sisi samping jalan ini terdapat bangunan Hong Kong Museum of Art. Sisi kanan ini hanya merupakan sebagian kecil dari kawasan Avenue of Stars sehingga bukan menjadi kawasan wisata dominan dibandingkan dengan bagian sisi kiri Avenue of Stars.

(ZONA 1)

          Memasuki sisi kiri Avenue of Stars pengunjung akan menjumpai patung replika tropi Hongkong Film Award setinggi 4,5 m yang terbuat dari material perunggu. Tepat di depannya terdapat panggung musik terbuka atau street perform yang diadakan setiap akhir pekan (sabtu malam) yang dimulai dari pukul 8 hingga 10 malam. Di sebelah kirinya terdapat papan area larangan merokok dan pilar titik awal rute wisata Avenue of Stars yang terbuat dari material alumunium composite yang dilengkapi lampu spot.

Di area ini akan didapati sebuah kios souvenir official Avenue of Stars yang menjual pernak-pernik Avenue of Stars, namun saat ini kios tersebut ditutup dan dalam proses renovasi. Bila menyusuri jalan, tidak jauh dari titik tersebut, akan menemukan sculpture roll film dan sculpture clapper board yang juga terbuat dari alumunium composite dan dilengkapi dengan lampu spot.

Pada bagian kiri terdapat tempat istirahat pengunjung berupa meja set terbuat dari material besi, bak sampah dan keran air minum yang terbuat dari material stainless steel. Berada dekat dengan meja set terdapat pilar signage/penanda berisi penunjuk jalan menuju East Tsim Sha Tsui MTR Station, Hong Kong Cultural Centre, Hong Kong Museum of Art, Hong Kong Space Museum, Star Ferry dan Bus Terminus.


Setelahnya terdapat 3 buah pot beton silinder yang berisi soft material. Pada pot pertama berisi tanaman pangkas kuning, walisongo, dan pacing; pot kedua berisi tanaman pangkas kuning, sri rezeki, dan chinese jupiter; pot ketiga berisi pangkas kuning, kaktus kodok, dan walisongo. Pada bagian ini bentuk jalan Avenue of Stars menyiku ke kiri. Mengadaptasi dari bentuk menyiku ini, terdapat pot tanaman beton berbentuk menyiku yang dilapisi dinding keramik berukuran 10x10cm berwarna putih dan pitch berisi tanaman pangkas kuning, kucai, chinese jupiter, hanjuang, dan pohon palem pendek. Deretan ketiga pot tanaman ini ada di sepanjang Avenue of Stars pada setiap 10 meter.


Pada bagian menyiku ini juga terdapat bak sampah B3 yang terbuat dari PVC. Setelahnya akan didapati kios unik makanan cepat saji di sebelah kanan jalan yang terbuat dari material kayu.

Di sebelahnya terdapat deretan milestone berupa pilar bintang berwarna merah sebanyak 2 buah yang terbuat dari kombinasi antara material alumunium composite dengan kaca yang membingkai apik sejarah perfilman Hong Kong sejak Silent Era hingga tahun 1940-an. Milestone ke-1 mewakili sejarah perfilman Hong Kong yang dimulai pada tahun 1909, dengan film pertama yang merupakan film bisu berjudul Stealing The Roast Duck. Milestone ke-2 produksi film bersuara pertama oleh Hong Kong Film Company yang berjudul The Idiot’s Wedding Night pada tahun 1933. Lantai di area ini dihiasi dengan 27 plakat perhargaan atas nama para aktor dan aktris perfilman Hong Kong, dan 4 di antaranya dilengkapi dengan cetakan tangan/handprint dan tanda tangan. Plakat ini terbuat dari perpaduan material metal pada bingkainya, material perunggu pada nama, serta campuran semen dan pasir kasar pada bidang untuk cetakan tangan. Di sisi kiri jalan ini akan terlihat bangunan Hotel Intercontinental yang merupakan bagian dari kawasan New World Centre.
 

          Tepat di hadapan sepanjang jalan AOS ini pengunjung disuguhkan panorama yang indah dengan view utama Pelabuhan Victoria dan skyline bangunan di Pulau Hong Kong, yang membuat aktivitas berjalan-jalan menjadi menyenangkan pada setiap saat di sepanjang hari. Dua dari aktivitas pengunjung yang paling populer di sepanjang jalan Avenue of Stars adalah berfoto bersama patung legenda seni bela diri Bruce Lee dan patung sutradara di sebuah shooting set.


          Pola sirkulasi pengunjung di area Avenue of Stars terjadi dalam dua arah yang terbentuk sesuai dengan bentuk jalan Avenue of Stars, sirkulasi masuk dari arah barat ke timur dan sirkulasi keluar dari arah timur ke barat. Avenue of Stars memiliki dua titik bentuk menyiku ke arah kiri dengan ditandai oleh pola lantai berbentuk bintang pada setiap sikunya. Sepanjang area Avenue of Stars dikelilingi oleh railing besi dengan jarak antar kolomnya kurang lebih 1,5 meter. Pada bagian sisi luar railing terdapat bagian yang menyudut ke arah atas kurang lebih 30o yang dapat berfungsi sebagai pijakan kaki ketika railing digunakan sebagai tempat duduk untuk menikmati panorama Pulau Hong Kong.


Pada bagian yang menyudut ini, terdapat papan petunjuk larangan dan peringatan selama mengunjungi area Avenue of Stars yang terbuat dari plat stainless. Di antara nya adalah petunjuk untuk menjaga kebersihan, larangan untuk tidak merokok, bersepeda, membawa hewan, bermain remote control mobil, berdagang kaki lima, membuat graffiti, bermain layangan, bermain sepatu roda dan skateboard, tidur di atas kursi taman, merusak tanaman, serta memancing di sepanjang Avenue of Stars. Selain itu juga terdapat kelengkapan keselamatan yaitu pelampung penyelamat.


Elemen lain yang melengkapi sepanjang area Avenue of Stars adalah lampu taman setinggi 3,5 meter terbuat dari material besi, dilengkapi dengan public call box dan kamera cctv. Lampu taman ini berjumlah 58 buah dan ada di setiap 7,5 meter sepanjang area Avenue of Stars. Selain lampu taman juga terdapat lampu tanam yang tertanam di permukaan lantai sepanjang area Avenue of Stars dengan pola perletakan lampu menyesuaikan pola lantai. Pola lantai Avenue of Stars dirancang sesuai dengan konsep tema bintang dan lokasi tepi laut. Hal ini ditunjukkan dari bentuk pola lantai dengan motif bintang pada titik awal dan akhir area aAvenue of Stars serta permainan warna biru  dan bentuk pola lantai yang bergelombang seperti riak air.


(ZONA 2)

        Area selanjutnya merupakan area yang tepat berhadapan sejajar dengan skyline Pulau Hong Kong. Untuk mendukung kenyamanan pengunjung dalam menikmati panorama skyline Pulau Hong Kong di hadapannya, tidak hanya skyline, para pengunjung dapat melihat pemandangan kapal-kapal ferry yang berlalu lalang di sepanjang Victoria Harbour. Transportasi air yang dapat kita jumpai berlalu lalang di sekitar Avenue Of Stars diantaranya Star Ferry dan ferry-ferry lainnya. Selain itu juga terdapat kapal wisata unik menyerupai Kapal Viking yang melintas dan berfungsi sebagai transportasi wisata di sepanjang Victoria Harbour.



Avenue of Stars menyediakan 11 buah kursi taman/bench di sepanjang area ini yang terletak di antara deretan pot tanaman. Pertama akan dijumpai 5 buah kursi taman/bench dengan kapasitas 4 orang di setiap kursinya yang terbuat dari perpaduan material kayu dan besi, 3 di antaranya dilengkapi dengan payung taman yang terbuat dari perpaduan material besi dan kain tebal berwarna cokelat. Sekitar 8 meter dari deretan kursi taman ini terdapat deretan 3 buah kursi taman yang sama dan dilengkapi dengan 2 buah payung taman yang sama. Dan di 8 meter selanjutnya terdapat 3 buah lagi kursi taman yang sama.


Di bagian kanan terdapat sebuah kios unik makanan cepat saji yang terbuat dari material kayu. Disusul dengan deretan milestone sebanyak 5 buah. Kelima deretan milestone ini mewakili perfilman Hong Kong pada masanya tersendiri. Pada milestone ke-3, mewakili perfilman kantonis lokal di tahun 1950-an. Pada milestone ke-4, mewakili perfilman lokal mandarin di tahun 1950-an, pada milestone ke-5 mewakili perfilman kantonis lokal di tahun 1960-an, dan seterusnya. Sedangkan pada milestone ke-7 yaitu pada masa tahun 1970-an Raymond Chow mendirikan Golden Harvest Company dan berhasil membuat Bruce Lee kembali ke Hong Kong untuk memainkan peran utama di film This Big Boss.


Dekat dengan milestone, bentuk jalan Avenue of Stars menyiku ke kiri. Pada bagian ini terdapat jembatan kecil yang menghubungkan jalan setapak Avenue Of Stars dengan Hotel Intercontinental yang berupa paving block berwarna hijau muda yang membentuk bentukan bintang.

Pada bagian ini juga terdapat pot tanaman yang sama seperti pot tanaman menyiku di area sebelumnya, yaitu pot tanaman dengan material beton berbentuk menyiku dilapisi dinding keramik berukuran 10x10cm berwarna putih dan pitch berisi tanaman pangkas kuning, kucai, chinese jupiter, hanjuang, dan pohon palem pendek. Tidak jauh dari pot tanaman terdapat sculpture shooting set yang terbuat dari material perunggu. Sculpture ini terdiri dari patung kameraman, sutradara dan kelengkapan shooting lainnya. Pada area ini juga terdapat plakat aktor dan aktris Hong Kong yang dilengkapi dengan cetakan tangan/handprint yang berjumlah 41 buah.









(ZONA 3)


        Tidak jauh dari sculpture shooting set terdapat patung replika karakter kartun lokal, McDull yang terbuat dari material perunggu. Setelahnya, berdiri 2 milestone yang mewakili sejarah perfilman Hong Kong. Milestone ke-8 mewakili sejarah perfilman Hong Kong pada tahun 1980-an, pada tahun ini perfilman Hong Kong banyak melahirkan genre dan talenta baru, genre perfilman Hong Kong berevolusi menjadi banyak komedi dan menggunakan teknik-teknik perfilman Hollywood. Sedangkan milestone ke-9 mewakili perfilman Hong Kong di tahun 1990-an. Pada masa ini banyak aktor, aktris serta produser perfilman Hong Kong yang mulai dilirik olaeh perfilman Hollywood.



 
Pada area ini juga terdapat plakat aktor dan aktris Hong Kong yang dilengkapi dengan cetakan tangan/handprint yang berjumlah 33 buah, 2 di antaranya tidak dilengkapi dengan cetakan tangan/handprint. Plakat dengan handprint yang paling popular adalah atas nama aktor Jackie Chan dan Jet Li.

Berada beberapa meter setelahnya, terdapat patung replika aktor legenda perfilman Hong Kong "Bruce Lee" yang terbuat dari material perunggu. Di sisi kiri terdapat sebuah kios souvenir official Avenue of Stars dan sebuah kios unik makanan cepat saji.



Tepat di sebelah kios-kios tersebut, berdiri sebuah pilar titik akhir perjalanan Avenue of Stars, sclupture replika kamera film serta sclupture lampu-lampu tembak dan terdapat juga pot-pot tanaman yang terbuat dari beton silinder berisi tanaman yang sama seperti pot-pot sebelumnya.

Di depan pot-pot tersebut ada sebuah pilar signage berisi petunjuk arah jalan menuju AOS, star ferry, Tsim Sha Tsui Promenade, TST East Waterfront Podium Garden, TST East (Mody Rd) Bus Terminus, dan East Tsim Sha Tsui Station. Selain itu juga terdapat sebuah signage yang berisi rute Tsim Sha Tsui.


Terdapat juga sebuah toilet umum dan kafe Starbucks Coffee dan mini bar Deck ‘N Beer yang memiliki perbedaan ketinggian lantai menggunakan material kayu. Beberapa meter dari kafe dan mini bar tersebut ada sebuah jembatan yang menghubungkan antara Avenue of Stars dengan stasiun Tsim Sha Tsui di lengkapi dengan tangga, eskalator, dan lift. Dari atas jembatan ini pengunjung dapat menikmati pemandangan Avenue of Stars dan sekitarnya.


Selain itu juga terdapat Big Bus Tour yang berhenti di Halte Tsim Sha Tsui East dan terdapat juga papan petunjuk arah Avenue of Stars dan sekitarnya. Tidak jauh dari halte pengunjung dapat menemukan Tsim Sha Tsui East Waterfront Podium Garden.


          Menjelang petang, jumlah pengunjung Avenue of Stars meningkat. Mayoritas pengunjung memadati area Avenue of Stars yang tepat berhadapan langsung dengan panorama skyline Pulau Hong Kong.

          Setiap harinya setelah matahari terbenam, tepatnya pukul 8 malam, skyline Pulau Hong Kong yang terkenal dengan keindahannya yang menawan akan bermandikan cahaya gemerlap. Dan Avenue of Stars menjadi titik utama untuk menyaksikan pertunjukan lampu yang dilengkapi musik tersebut selama kurang lebih 14 menit. Pertunjukan lampu yang dilengkapi musik ini sangat terkenal dengan nama “Symphony of Light”, yang menampilkan permainan cahaya dari 45 bangunan yang menonjol di kedua sisi Pelabuhan Victoria Pulau Hong Kong dan Kowloon. Pertunjukan ini menyimbolkan energi, semangat, keragaman, serta pesona Pulau Hong Kong. Untuk menyaksikan dan merasakan lebih dekat keindahan Symphony of Light pengunjung dapat memanfaatkan railing besi sebagai tempat duduk dengan memijakkan kaki pada bagian luar railing yang menyudut.


          Dengan plakat penghargaan, cetakan tangan selebritis, pilar bintang deskriptif, sculpture benda-benda perfilman, patung aksi kung fu Bruce Lee dan patung perunggu karakter kartun populer McDull, Avenue of Stars mengungkapkan sisi glamor dari industri perfilman Hong Kong menandingi pesona dari Pelabuhan Victoria. Sebagai ruang terbuka publik di perkembangan kota masa kini, Avenue of Stars telah berhasil menjadi bagian dari perkembangan arsitektur modern yang memanfaatkan daerah tepian laut secara maksimal yang dapat berfungsi sebagai wadah akivitas publik modern.